Tips Agar Hati Selalu Istiqomah


Istiqomah merupakan komitmen ketika menjalankan suatu program tertentu, yang fokus pada sesuatu yang sudah direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu tersebut. Dalam istiqamah harus memiliki rasa konsisten dalam menjalankan sesuatu tersebut secara terus menerus walaupun sedang menghadapi dan mengatasi semua cobaan yang bisa menjadi penghalang dalam melakukan proses sampai tujuan benar-benar tercapai.
Banyak orang yang memiliki tujuan atau keinginan. Tetapi, beberapa dari tujuan dan keinginan tersebut, mungkin sebagian besar akan putus di tengah jalan karena berbagai sebab. Tidak semua orang bisa menghadapi dan mengatasi halangan yang pasti datang bila kita ingin mencapai sesuatu, dan agar kita mampu menghadapi halangan tersebut kuncinya adalah diperlukan sikap hati yang istiqomah.
Menjalankan komitmen secara konsisten, secara terus menerus untuk mencapai sebuah tujuan akhir demi sesuatu kebaikan atau keadaan yang lebih baik, dengan sikap Istiqomah. Jika sikab hal tersebut dilakukan maka insyaAllah tujuan tertentu itu akan menjadi kenyataan. Lalu apa maksud dari istiqomah itu sendiri? mungkin banyak orang sering mendengar kata istiqomah beserta artinya, namun mereka tak mengerti maksud istiqomah sendiri.
Istiqomah  adalah menempuh jalan yang lurus dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah maksud pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali. Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta’ala dalam QS. Fushilat: 30.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:
  • Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,
  • Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah,
  • Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As Sudi
Peranan Hati Dalam Istiqomah
Segala sumber kebaikan dan keburukan seseorang pada hakikatnya berasal dari hati. Bila hati penuh dengan syahwat dan hawa nafsu, maka yang akan muncul dalam perilaku adalah keburukan dan kemaksiatan. Sebaliknya, bila hati penuh dengan ketaatan kepada Allah, maka perilaku seseorang akan penuh dengan kebaikan dan memulian dari Allah Taala.
Pengaruh hati dapat muncul kapan dan dimana saja manusia berada. Walaupun dalam keadaan ia beribadah, terutama dalam hal keburukan dan kemaksiatan bisa datang karena hati seseorang dalam keadaan lengah dari dzikir kepada Allah. Maka dalam beribadah terutama sholat dan dzikir usahakan hati dan pikiran menjadi satu hanya untuk mengingat Allah semata. InsyaAllah ibadah dan dzikir akan khusyuk.
Ibnul Qoyyim al-Jauziyah berkata, "Apabila hati seseorang itu lengah dari dzikir kepada Allah, maka setan dengan serta merta akan masuk ke dalam hati seseorang dan mempengaruhinya untuk berbuat keburukan. Masuknya setan ke dalam hati yang lengah ini, bahkan lebih cepat daripada masuknya angin ke dalam sebuah ruangan."
Maka kesimpulannya, hati seorang mukmin harus senantiasa dijaga dari pengaruh setan. Yaitu, dengan senantiasa berada dalam sikap taat kepada Allah Taala. Upaya inilah yang disebut dengan Istiqamah. Lalu bagaimana agar hati kita selalu istiqamah? jawabanya ada pada tips-tips agar hati selalu istiqomah dibawah ini:
1.    Meletakkan cinta kepada Allah SWT di atas segala-galanya.
Cinta kepada Allah Taala secara ikhlas adalah puncak kemuliaan hati manusia serta persoalan yang tidak mudah dan butuh perjuangan keras. Hal tersebut disebabkan dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami benturan antara kepentingan Allah dan kepentingan makhluk, entah itu kepentingan orang tua, guru, sahabat, saudara, atau yang lainnya. Apabila dalam kenyataanya kita lebih mendahulukan kepentingan makhluk, maka itu pertanda bahwa kita belum meletakkan cinta Allah di atas segala-galanya.
Padahal, Allah Subhanahu Wata'ala telah menegaskan dalam suatu ayat yang penjelasannya kurang lebih seperti ini: "bahwa siapa yang lebih mencintai sesuatu selain Allah, maka ia justru akan tersiksa dengan rasa cintanya itu. Siapa yang takut karena selain Allah, maka ia justru akan dikuasai oleh rasa takutnya itu. Siapa yang sibuk dengan selain Allah, maka ia akan mengalami kebosanan dan siapa yang mendahulukan yang lain daripada Allah, maka ia tidak akan mendapatkan keberkahan dari-Nya."
2.    Membesarkan perintah dan larangan Allah Taala.
Membesarkan perintah dan larangan Allah Taala  harus dimulai dari membesarkan dan mengagungkan pemilik perintah dan larangan tersebut, yaitu Allah Subhanahu Wata'ala. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman yang artinya,
"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah."Ulama dalam menafsirkan ayat ini mengatakan, "Mengapa kalian tidak takut akan kebesaran Allah."
Membesarkan perintah Allah di antaranya adalah dengan menjaga waktu salat, melakukannya dengan khusyu, memeriksa rukun dan kesempurnaannya serta melakukannya secara berjamaah.
3.    Senantiasa berzikir kepada Allah Taala secara istiqamah.
Zikir adalah wasiat Allah kepada hamba-hamba-Nya dan wasiat Rasulullah kepada ummatnya. Dalam sebuah hadis qudsi Allah Subhanahu Wata'ala berfirman, "Barangsiapa yang mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingat-Nya dalam diri-Ku. Dan barang siapa yang mengingat-Ku dalam kesibukan, maka Aku akan mengingat-Nya dalam kesibukan yang lebih baik darinya." (HR Bukhari).
Bagi siapapun yang berdzikir pada Allah Taala secara istiqamah maka Allah akan menjanjinkan syurga yang indah padanya kelak diakhirat. Untuk itu sangat beruntunglah bagi umat mukmin yang senantiasa mengingat Allah Taala. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang mukmin yang taat pada perintah Allah serta menjauhi semua larangan Allah Taala. Aamiin.
4.    Mempelajari kisah orang-orang saleh terdahulu.
Dengan mempelajari kisah Rasulullah, kisah nabi-nabi Allah, para waliyullah, para shohabat, para ulama'. Hal ini diharapkan agar kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Bagaimana kesabaran mereka ketika menghadapi ujian yang berat, kejujuran mereka dalam bersikap, dan keteguhan mereka dalam mempertahankan keimanan.
Allah SWT berfirman, "Sungguh dalam kisah-kisah mereka terdapat ibrah (pelajaran) bagi orang yang memiliki akal, ...."
5.    Senantiasa berpikir tentang kebesaran ciptaan Allah Taala.
Allah SWT memiliki ciptaan yang indah dan besar. Dengan memikirkan ciptaannya diharapkan bisa menyadari betapa besar kekuasaan Allah terhadap ciptaan-Nya itu. Allah SWT berfirman, "Wahai manusia, telah diberikan kepada kalian beberapa permisalan, maka dengarkanlah (perhatikanlah) permisalan itu. Sesungguhnya orang-orang yang engkau seru selain Allah, mereka tidak akan mampu untuk menciptakan lalat, meskipun untuk melakukannya itu mereka berkumpul bersama..."
6.    Kenalilah Allah Taala dengan nama-nama-Nya yang mulia yaitu asmaul husna.
Kenalilah Allah dengan nama dan sifat-sifatnya, niscaya hatimu akan lembut dan menjadi terarah ke jalan yang lurus. Semakin kita mengenal Allah akan terbentuk rasa cinta kepada Allah, Rasa Takut Kepada Allah dan Rasa Harap kepada Allah. Rasa itulah yang akan selalu menuntun hati kita untuk selalu istiqomah di jalan-Nya.
7.    Bertemanlah dengan orang-orang sholeh dan mencarilah pendamping yang sholeh.
Di dalam satu ayat, setelah Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan istiqomah, Dia Subhanahu Wa Ta'alamemerintahkan kita secara langsung dengan firmanNya dalam QS. Hud (11):113.
Artinya: "Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkanmu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan."
Dengan demikian ayat ini menunjukkan perintah menjauhkan diri dari ahli kufur, ahli maksiat dan lain-lain, karena persahabatan itupun melahirkan kekufuran dan kemaksiatan. Tidak ada persahabatan tanpa kasih sayang, itulah baik dan bahayanya persahabatan. Sampai sebuah sya'ir menyatakan:
"Jangan bertanya tentang seseorang. Tanyalah kepada shahabat karib pendampingnya. Setiap pendamping akan mengikuti siapa yang mendampinginya".

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tips Agar Hati Selalu Istiqomah"

Post a Comment

Silahkan Komentar Yang Baik..