Kenapa Harus Khawatir ?
Kita adalah makhluk yang sangat lemah. Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Mengapa harus cemas, mengapa harus takut, mengapa harus khawatir? Kekuatan hanya milik Allah Yang Maha Kuat, maka serahkanlah segala urusan pada-Nya.
Kita akan mampu menghadapi semua masalah dengan baik hanya bila bertawakkal kepada Allah, percaya sepenuhnya kepada Allah, dan menyerahkan semua perkara kepada-Nya. Karena, jika tidak demikian, jalan keluar mana lagi yang akan ditempuh manusia yang lemah tak berdaya ini saat menghadapi ujian dan cobaan?. Siapa lagi yang mampu menolong dan menjadi pelindung kita untuk segala urusan kita selain Allah?
Ketika seorang hamba tenang bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya dan ia menggantungkan setiap permasalahannya hanya kepada Rabb-nya maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah. Kesusahan, bencana, kemiskinan dan kesulitan lainnya adalah kecil dIhadapan Allah. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Alam Nasyrah:5-6). Jika kita membaca ayat ini, mengapa kita harus takut. Sebab jika saat ini kita sedang sulit, maka esok kemudahanlah yang akan menghampiri kita. Ayat ini sungguh memberikan inspirasi bagi kita yang sedang mengalami kesulitan, karena dengan pertolongan Allah SWT, kemudahan akan datang kepada kita. Jangan pernah terhimpit, karena keadaan akan berubah.
Tidak ada lagi alasan untuk takut, tidak ada alasan untuk tidak bersemangat, tidak ada alasan untuk khawatir akan hari esok. Hari esok adalah ghaib, kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, bisa saja esoklah datangnya kemudahan tersebut. Jadi selalu ada harapan di hari esok. Justru jika kita tidak memiliki harapan di hari esok, artinya kita sudah sok mengetahui apa yang akan terjadi esok hari. Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi. Apakah kita mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan atau memetik buah-buahan sebelum masak?
Kita menganggap esok hari akan seperti ini saja,maka sama artinya kita endahului ketentuan Allah SWT. Allahlah yang menentukan hari esok akan seperti apa, dan kita memang tidak diberitahu. Bisa saja besok hidup kita lebih baik. Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam ghaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai diatasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai kejembatan itu atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai diatasnya. Dan bisa jadi pula kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya.
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu�, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46).Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.(QS. Ali �Imraan: 200). Dengan bershabar, kita akan menjadi lebih semangat dalam menjalani hidup. Bagaimana tidak, pertolongan Allah SWT sudah di depan mata. Tinggal sejauh mana kita bisa meraih pertolongan tersebut dengan kesabaran kita.
Mari kita jadikan kalimat “ Hasbunallah wani’mal wakill” sebagai semboyan hidup kita, semboyan yang selalu menyelimuti langkah hidup kita. Jika harta kita sedikit, hutang kita banyak, sumber penghidupan kita kering dan mata pencaharian kita berhenti, mengadulah kepada Allah. (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(QS. Ali “Imran:173-174)
kita sudah bekerja menyebabkan kita tidak khawatir dengan rejeki yang akan kita terima, tapi kenapa ketika kita sudah bersedekah hati kita masih khawatir kalau kalau tidak ada rejeki yang datang lebih buanyak. seharusnya ini menjadi barometer bagi kita untuk mengukur sejauh mana tingkat keimanan kita kepada Allah. kalau kita masih khawatir tentang turunnya rejeki padahal kita sudah bersedekah maka jelas iman kita kurang kuat, kan seharusnya setelah kita bersedekah hati kita tenang karena sudah pasti rejeki kita akan bertambah dari jatah yang seharusnya kita dapatkan.
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (QS. Huud:6). Allah sudah menyiapkan rezeki bagi kita, jadi meskipun saat ini serasa sulit, sebenarnya sudah Allah siapkan untuk kita. Kemudahan akan kita dapatkan setelah kesulitan ini. Daripada tenggelam dengan kesedihan akibat kesulitan, mengapa kita tidak berusaha mengambil hikmah dengan cara berprasangka baik kepada Allah SWT. Mungkin dengan datangnya kesulitan kepada kita, agar kita sadar dengan segala kekurangan dan kesalahan sehingga kita bertaubat dan dosa kita diampuni dan lebih bershabar, karena mungkin saja kesulitan ini adalah latihan bershabar.
0 Response to "Kenapa Harus Khawatir ?"
Post a Comment
Silahkan Komentar Yang Baik..